Tuesday, March 02, 2004

Seandainya saya jadi Presiden

From: "estananto" <estananto@y...>
Date: Tue Mar 2, 2004 6:11 pm
Subject: Seandainya saya jadi Presiden


(beberapa waktu yang lalu ada gagasan membuat artikel
semiserius "Seandainya saya jadi Presiden", sayang belum ada yang
menanggapi.)

You can not have a socially just society with high levels of chronic
unemployment. It is not in my view possible to have a just society
with mass-unemployment. Therefore employment and a generation of
employment again all know it, we have to deliver on it, has to be a
core part of what a just society is in contemporary conditions.

Anthony Gidden

Indonesia masih (selalu) ada di simpang jalan. Ia belum pernah sukses
memutuskan akan ke mana langkah selanjutnya. Perdebatan tentang
bentuk ekonomi apa yang harus diterapkan di Indonesia, apa itu
ekonomi Pancasila, bagaimana penjabaran pasal 33 UUD 1945 (lama), dan
peran kapitalisme internasional dalam kebijakan pemerintahan telah
menjadi tarik menarik berbagai kepentingan, sementara posisi
Indonesia dalam persaingan global makin terpuruk ketika bintang-
bintang baru seperti Malaysia, Thailand, dan Vietnam lambat laun naik
sebagai alternatif penanaman modal.

Sementara 10,8 juta penganggur terbuka bangsa Indonesia belum tahu
harus bagaimana menempuh nasibnya, belum ada visi dan misi yang jelas
dari pemerintah untuk memerangi pengangguran, bahkan juga memerangi
korupsi yang telah membudaya itu. Kita harus menemukan cara baru
untuk mengatasi dua masalah besar ini.

Ada satu lingkaran setan yang harus diputus: mengatasi korupsi
membutuhkan aksi struktural dan kultural sekaligus, untuk melakukan
kedua aksi tersebut dibutuhkan politisi dan aparat pemerintahan yang
bersih. Di sisi lain masih dipermasalahkan anggaran pendidikan yang
diamanatkan besarnya hingga 20% dari anggaran negara.

Saya melihat, pengangguran adalah masalah terbesar jangka pendek yang
harus segera diatasi. Caranya dengan mengalokasikan dana pendidikan
sebagai dana training keterampilan terutama dalam bidang-bidang
jasa&pelayanan, manajemen, hukum, dan teknik (mesin, elektro,
informatik). Penekanan kepada keahlian praktis bertujuan untuk
meningkatkan kualitas kaum buruh (termasuk pembantu rumah tangga dan
TKI); perusahaan yang secara reguler memberikan pelatihan kepada
buruhnya akan mendapat keringanan pajak. Sekolah Menengah Kejuruan
dan Politeknik akan menjadi ujung tombak pendidikan nasional, Balai
Latihan Kerja harus ditambah agar buruh yang sudah bekerja dapat
meningkatkan keahliannya.

Dampak kedua, terutama dengan ditingkatkannya pelatihan manajemen
kepada rakyat adalah diharapkan jumlah Usaha Kecil Menengah (UKM)
yang dapat diandalkan akan meningkat. Di samping itu dengan
pengetahuan hukum praktis, dengan kursus-kursus hukum bagi rakyat,
diharapkan rakyat akan mampu menegakkan law enforcement dari bawah.
Jadi pemberantasan korupsi harus dilakukan from above and from bottom
secara simultan. Pembersihan aparat kehakiman dengan bantuan rakyat;
Rasionalisasi gaji aparat penegak hukum secara berangsur dalam bentuk
bonus (jika pemasukan negara dapat dinaikkan, mereka akan mendapat
bonus tahunan); rasionalisasi gaji pegawai negeri dalam bentuk
reformasi birokrasi yang telah dimulai sekarang; semuanya dilanjutkan
dalam sebuah sistem terpadu.

Investor asing diharapkan masuk ketika melihat keberhasilan pelatihan
massal ini. Setelah sistem hukum berangsur kuat, pemerintah dapat
mengucurkan kredit kepada UKM yang baru tumbuh, dengan prioritas UKM
yang mengelola hasil pertanian, perikanan, dan perkebunan dengan
nilai tambah teknologi hingga ke pemasaran dan menyerap lebih dari
100 tenaga kerja. Teknologi tinggi seperti semikonduktor, pesawat
terbang, kereta api, dan permesinan diupayakan dengan cara modal
patungan dalam negeri dan asing. Peran aktif perguruan tinggi teknik
harus lebih ditingkatkan sehingga 20% penghasilan perguruan tinggi
teknik didapat dari kerjasama dengan industri.

Industri pariwisata diarahkan untuk menjual keindahan alam dengan
membangun infrastruktur yang cukup (transportasi, penginapan, dan
pelayanan) kepada turis mancanegara dan domestik. Tawaran pariwisata
petualangan (adventurir) mempunyai pasar yang cukup besar, seraya
menghindari citra pariwisata seksual. Lebih jauh pariwisata untuk
keluarga (dua orang tua dan anak-anak) menjadi target berikut untuk
dicapai, dengan motto "Family Holiday in a Tropical Country".

Target umumnya adalah mengurangi pengangguran terbuka hingga 3 juta
orang saja pada tahun 2009, meningkatkan pemasukkan pajak sebesar
15%, dan meningkatkan kepercayaan internasional serta kepercayaan
diri bangsa.

Budaya bangsa harus disesuaikan dengan tantangan masa depan dan tidak
melulu menoleh ke belakang. Sendi-sendinya adalah "terbuka, jujur,
menghargai kerja, solider, dan religius". Selain itu harus ada
peraturan setingkat UU yang mengatur anti-diskriminasi warga negara
berdasarkan warna kulit, suku, dan agama. Negara harus membantu
memberdayakan masyarakat agar kuat menjadi partnernya.

No comments: